Asal Usul Dodol Karangkendal
Desa Grogol - Ngunjung Karangkendal adalah tradisi atau adat kebiasaan yang dilakukan masyarakat Desa Karangkendal, Kecamatan Kapetaka...
https://pemdesgrogol.blogspot.com/2015/10/asal-usul-dodol-karangkendal.html
Desa Grogol - Ngunjung Karangkendal adalah tradisi atau adat
kebiasaan yang dilakukan masyarakat Desa Karangkendal, Kecamatan
Kapetakan Kabupaten Cirebon. Dan Desa Grogol adalah Pemekaran dari Desa Karangkendal pada Tahun 1982. Upacara adat itu diselenggarakan dalam
rangka mengenang jasa Syekh Magelung Sakti, Leluhur masyarakat
desa tersebut. Yakni, dalam usaha menyiarkan agama islam di tanah
Cirebon, khususnya dalam upaya menaklukan dan mengislamkan Prabu
Cakraningrat dari kerajaan Rajagaluh Majalengka. Dalam upacara Ngunjungan Karangkendal itu intinya adalah
melakukan Tahlilan sebagai ungkapan do’a dab syukuran atas jasa Syekh
Magelung Sakti yang telah gigih mengambil peran melakukan Daqwah islam
di wialayah Cirebon.
Untuk menghormati para tamu dari berbagai daerah lain, yang dating dalam
upacara itu, masyarakat Karangkendal membuat dodol, sebagai hidangan
dan oleh – oleh bagi mereka. Bahan dasar pembuatan dodol berupa tepung
beras ketan, gula merah, terkadang dicampur dengan gula pasir, serta
santan kelapa. Bahan – bahan tersebut dimasak menggunakan GRENGSENG,
sejenis wajan besar terbuat dari tembaga. Agar menghasilkan dodol yang
berkualitas, dalam pemasakannya selalu diaduk – aduk terus menerus
hingga merata. Pengerukannya terbuat dari tembaga yang bergagang kayu.
Biasanya pembuatan dodol dilakukan siang hari dari pukul 07.00 hingga
17.00, kadang juga dilakukan malam hari, seusai sholat isya hingga
menjelang waktu subuh.
Menurut sejaran, pembuatan dodol tersebut dilakukan Syekh Magelung Sakti
dimasa lalu, sebagai ungkapan terimakasih kepada kedua orang
pembantunya, yakni Ki Wandan dan Ki Campa, karena keduanya demikian
setia dalam menemani pengembaraan leluhur masyarakat karangkendal itu
sejak dari tanah kelahirannya di Syam (Syiriah) hingga sampai di
karangkendal. Konon, Ki Wandan dan Ki Campa sangat menyukai dodol itu. (Kadarusman)
.