Desa Harus Lebih Bermartabat
Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, telah menyusun data kebutuhan tiap desa yang meliputi selu...
https://pemdesgrogol.blogspot.com/2014/12/desa-harus-lebih-bermartabat.html
Jakarta - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, telah menyusun data kebutuhan tiap desa yang meliputi
seluruh aspek yang menjadi penompang berlangsungnya perdesaan membangun
dan mandiri. Seperti kebutuhan infrastruktur, sarana dan prasarana
kesehatan, pendidikan dan penunjang ekonomi.
“Data yang tercatat sekarang misalnya, sebanyak 3.396 desa tertinggal
masih sangat membutuhkan pondok bersalin. Tidak hanya itu saja, sebanyak
10.080 desa membutuhkan gedung Sekolah Dasar (SD). Banyak hal yang
memang harus kita seriusi agar desa lebih bermartabat tingkat
kehidupannya,” ujar Menteri Desa, Marwan Jafar.
Hal itu dikemukakan saat berlangsungnya Rapat Kerja Nasional (Rakornas)
yang dihadiri seluruh Gubernur dan Bupati se-Indonesia. Juga dihadiri
lembaga-lembaga pemerhati perdesaan di Jakarta, Selasa (23/12). Turut
hadir, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan
Maharani. Juga Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry
Mursyidan Baldan.
Menyangkut anggaran desa, Menteri Marwan menegaskan, akan
memperjuangkan kenaikan dana desa dari sebelumnya Rp9,1 triliun menjadi
Rp47 triliun. Katanya lagi, akan menuntaskannya pada tahun kedua masa
pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. “Saya akan perjuangkan kenaikan
anggaran. Karena menyangkut rakyat desa,” ujarnya.
Percepatan pembangunan perdesaan, memang bukan perkara mudah. Menurut
Marwan, fakta mengenai kemiskinan di Indonesia masih merupakan fenomena
pedesaan. Artinya, sebagian besar penduduk miskin masih di pedesaan di
sektor pertanian dan perikanan.
Meskipun dari tahun ke tahun kemiskinan di Desa mengalami penurunan,
kata Marwan lagi, namun jumlah penduduk miskin di desa secara absolut
masih lebih banyak dibanding di kota. Jumlah penduduk miskin di Desa
masih berkisar 19 juta penduduk, sedang di kota 11,1 juta penduduk.
“Kemiskinan penduduk di kota-pun merupakan angka absurd karena sebagian
besar penduduk miskin di kota adalah orang desa yang miskin dan
melakukan urbanisasi sirkuler untuk bekerja di sektor-sektor informal di
kota. Secara relatif pula prosentasi jumlah penduduk miskin di desa
jauh lebih tinggi dari pada di kota, yakni 14,4 % berbanding 8,5 %,”
ujar Menteri Marwan.
Fakta berikut, papar Menteri Desa, mengenai ketimpangan antar daerah
yang ditunjukkan dengan dominasi beberapa propinsi di Indonesia Bagian
Timur dalam hal tingkat kemiskinan yang jauh di atas rata-rata nasional
(13,3%). Tertinggi di Papua dengan tingkat kemiskinan 31,5% diikuti
dengan Papua Barat 27,1 %, Nusa Tenggara Timur 20,2%, Maluku 19,3%, dan
Gorontalo 18,3 %.
“Perlu saya sampaikan bahwa jumlah desa tertinggal saat ini yang
mencapai 24,48 % atau 18.126 desa. Sebagian besar desa tertinggal di
Indonesia bagian timur dan di perbatasan, pulau terdepan, terluar dan
terpencil. Dengan demikian dapat saya simpulkan bahwa prosentasi
kemiskinan di Indonesia terbesar disumbang oleh kemiskinan masyarakat di
desa di Indonesia Bagian Timur dan kawasan perbatasan,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Menteri Marwan mengatakan, harus diwujudkan
desa yang mampu dan berdikari. “Untuk menuju perbaikan desa, saya
mengharapkan peran Pemerintah Daerah terhadap hal-hal pokok yakni ;
penyiapan regulasi, pengawalan dana desa, pendampingan, dan upaya
keberlanjutan kelembagaan dan aset-aset produktif pasca program
pemberdayaan masyarakat desa,” ujarnya.
Sumber : InfoKemdes